09 Januari 2016

Latihan Pesawat Militer Kemungkinan Sebagian Akan Direlokasi

09 Januari 2016


Skadon Pendidikan 101 dan 102 di Pangkalan Udara Adisucipto (ADI) Yogyakarta (photo : TNI AU)

Latihan Udara TNI Diminta Tak Terkonsentrasi di Jawa

Jakarta - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri menggelar rapat terbatas terkait jalur udara. Rapat membahas pemanfaatan ruang udara di selatan pulau Jawa, terkait keselamatan dan peningkatan kapasitas keselamatan penerbangan. 

Dalam rapat itu, Jokowi mendapat usulan agar pangkalan udara militer tak hanya berfokus di pulau Jawa. "Tadi diusulkan untuk pangkalan-pangkalan udara militer tidak semuanya terkonsentrasi di Jawa, sehingga latihannya tidak semua di Jawa, seperti Madiun, Jogja, Malang," kata Seretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (8/1/2016).

Pramono mengatakan, nantinya akan ada beberapa pangkalan udara militer yang akan direlokasi di luar pulaun Jawa. "Seperti nanti di Kalimantan, Papua. Tentunya usulan dari KSAU maupun Wakasau," kata Pramono.

Sementara itu,  Wakasau Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja menjelaskan, yang akan dipindah pusat pelatihannya.

"Maksud Pak Seskab, direlokasi adalah latihannya. Tadi kami sampaikan kepada Presiden, bahwa kita ingin dari AU ini menggelar pesawat-pesawat tempur sergap kita khususnya di 7 pangkalan di luar pangkalan induk," kata

"Kalau saya bilang di luar pangkalan induk, itu di luar pangkalan Iswahyudi, Malang, Makassar. Salah satu fungsinya tadi itu, membagi latihan yang tadinya dilaksanakan di home base, itu bisa dilaksanakan di pangkalan penggelaran. Itu tadi yang disampaikan Seskab secara teknis seperti itu, bukan berarti pangkalannya di pindahin ke Jawa, enggak. (tapi) latihannya. Jadi tadi frekuensi latihan di pangkalan induk bisa berkurang,"imbuhnya. (Detik)


Pesawat latih tempur T-50i Skadron Udara 15 di Pangkalan Udara Iswahyudi (IWJ) Madiun (photo : Berita Jatim)

Latihan Pesawat Militer Dikaji untuk Dialihkan

JAKARTA, KOMPAS — Jalur penerbangan di sebelah utara Pulau Jawa sudah sangat padat. Hal ini mendorong pemerintah mengkaji peluang membuat jalur penerbangan baru di wilayah selatan Jawa dan mengalihkan latihan pesawat militer dari pangkalan induk di Pulau Jawa ke luar Jawa.

Persoalan kepadatan jalur penerbangan tersebut dibahas dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (8/1). Rapat dihadiri, antara lain, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja. 

"Jalur utara itu sudah sangat padat sekali, penerbangan Jakarta-Surabaya trafiknya 150 penerbangan per jam dan merupakan nomor 11 terpadat di dunia. Bahkan, yang ke Bali itu 170 penerbangan per jam," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung seusai rapat.

Pramono menjelaskan, untuk mengatasi kepadatan itu, harus dilakukan sejumlah perubahan dan pengaturan mengenai jalur penerbangan. Dalam kesempatan tersebut, TNI AU mengusulkan, latihan pesawat militer yang selama ini terkonsentrasi di pangkalan induk di Pulau Jawa direlokasikan ke luar Jawa, misalnya ke Kalimantan atau Papua.

Hadiyan mengatakan relokasi latihan pesawat militer yang diusulkan menyangkut areal latihannya. Itu berarti tidak termasuk merelokasi pangkalan udara induk selama ini.

Relokasi tersebut akan membuat frekuensi latihan pesawat militer di sekitar pangkalan induk berkurang. Selain itu, latihan di luar pangkalan induk juga bermanfaat ketika ada sasaran atau gangguan udara di luar pangkalan induk sehingga gangguan udara di luar Jawa bisa segera ditindak.

Alternatif yang juga dibahas dalam rapat tersebut adalah pemanfaatan jalur penerbangan selatan di Jawa. Jonan mengatakan, telah disepakati bahwa ruang udara di selatan Pulau Jawa dapat digunakan penerbangan sipil jika tidak sedang digunakan penerbangan militer. Selama ini jalur selatan itu lebih sering digunakan penerbangan militer.

Jonan mengatakan, pengaturan pemanfaatan jalur penerbangan di selatan Pulau Jawa tersebut akan dibahas lebih lanjut antara Kemenhub dan TNI AU. Hasilnya akan disampaikan kepada semua pemangku kepentingan. 

 (Kompas)

1 komentar:

  1. Tni au harus jadi benteng ke amanan nkri maha luas di jaga di luar pagar rumah kita bukan di jaga di dalam rumah kita ....bases pangkalan induk tni au dan al jangan fokus di jawa sajaa bila perlu buka pangkalan induk di papua melebihi madiun supaya pulau besar papua kosong bisa megejar ke tertinggalan propensi bagian barat .

    BalasHapus